Dengan Inovasi Diasporapedia Mahasiswa FISIP Raih Gelar Miss Hijab Intelegensia Jawa Timur 2025

SURABAYA | brigadepasopati.com – Mahasiswi Universitas Airlangga (UNAIR), Qonita Salma, mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih gelar Miss Hijab Intelegensia Jawa Timur 2025 dalam ajang bergengsi Miss Hijab Jawa Timur. Salma merupakan Mahasiswi program studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Ajang Miss Hijab Jawa Timur merupakan kompetisi yang bertujuan untuk mencari sosok muslimah inspiratif yang tidak hanya menjunjung tinggi nilai-nilai ke-Islaman, namun juga mampu berkontribusi dalam masyarakat melalui intelektualitas dan kepemimpinannya. Gelaran ini berlangsung selama kurang lebih enam bulan, dimulai dari gelombang pertama hingga malam Grand Final yang terselenggara pada Sabtu (12/7/2025).

Salma menceritakan bahwa ketertarikannya untuk mengikuti ajang ini bermula dari informasi yang ia terima dari temannya. Meskipun dunia pageant adalah hal baru baginya, ia melihat ajang ini sebagai wadah untuk mengembangkan kapasitas dan kapabilitasnya. “Saya meyakini bahwa mempelajari hal baru tidak hanya membuat saya mempelajari perspektif lain. Tetapi juga menemukan diri saya dengan versi terbaiknya,” ujar Salma, pada Jum’at (18/7/2025).

Salma melalui proses seleksi yang cukup ketat. Proses yang ia lalui mulai seleksi video, wawancara, tilawah, hingga sesi advokasi. Setelah melalui semua tahap, Salma dinyatakan sebagai Finalis yang mengikuti sesi karantina. Saat karantina, peserta melalui pengujian dalam berbagai aspek seperti public speaking, grooming, sikap (attitude), catwalk, hingga kepemimpinan.

Meskipun belum memiliki pengalaman dalam dunia pageant, Salma menunjukkan kesungguhan dalam setiap proses. Ia aktif meminta masukan dari rekan-rekan dan menjadikan setiap kekurangan sebagai motivasi untuk terus belajar. “Saya tidak segan untuk belajar dari teman-teman lain. Satu hal terpenting adalah, saya menjadikan kelemahan saya sebagai tanda untuk tetap upgrade diri, dan kelebihan saya adalah bahan kekuatan yang akan saya tonjolkan,” tutur Salma.

Bagi Salma, tantangan terbesar justru datang dari dalam diri sendiri. Ia harus membiasakan diri untuk tetap tenang dalam berbagai situasi dan membagi waktu secara efektif di tengah kesibukan kuliah, UAS, magang, dan kegiatan advokasi. “Pasti ada tahap meragukan diri sendiri dan juga mempertanyakan kembali niat awal saya dalam mengikuti ajang ini. Tapi kembali lagi, saya memilih untuk tidak pernah berhenti,” tambahnya.

Salah satu kekuatan Salma di ajang ini inovasi yang ia bawa. Salma memperkenalkan Diasporapedia, yaitu platform ini telah ia rintis sejak 2023 bersama dua temannya. Diasporapedia bertujuan memfasilitasi para diaspora Indonesia agar tetap dapat berkontribusi bagi tanah air.

Salma menyebut masa karantina dan Grand Final sebagai pengalaman paling berkesan. Di masa tersebut, para Finalis saling mendukung dan belajar bersama. Menutup wawancara, Salma menyampaikan harapannya agar para muslimah tidak hanya berani tampil, tetapi juga aktif berkontribusi tanpa menjadikan hijab sebagai hambatan. “Saya ingin para muslimah memiliki akses pendidikan yang merata, bebas mengekspresikan identitas, dan menjadikan hijab bukan sebagai penghalang. Melainkan kekuatan. Karena pencapaian kita seharusnya bukan hanya perkara duniawi, tetapi juga untuk bekal ukhrowi,” tutup Salma. (*)