The Fed Peringatkan Dampak Tarif Tinggi Terhadap Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi

WASHINGTON, D.C. | brigadepasopati.com – Federal Reserve menyampaikan kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Pemerintah AS terhadap kondisi ekonomi nasional dan global. Dalam pernyataan resminya, Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa kenaikan tarif yang signifikan berisiko mendorong inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di tengah upaya stabilisasi pasar keuangan.

“Kami terus memantau dampak dari kebijakan tarif terbaru yang diberlakukan. Peningkatan biaya impor dapat mendorong harga-harga konsumen naik dan memperumit upaya kami dalam menjaga inflasi tetap terkendali,” ujar Jerome Powell Ketua The Fed dalam konferensi pers di Washington, D.C., pada (5/4/2025).

Tarif baru yang dikenakan mencakup kenaikan 10% terhadap hampir semua barang impor, dengan tarif lebih tinggi khususnya dari China, Uni Eropa, dan Vietnam. Jerome Powell menyatakan bahwa ketidakpastian yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut dapat mengganggu iklim investasi dan memperlambat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

Meski menghadapi tekanan dari sejumlah pihak untuk segera memangkas suku bunga guna merespons kondisi pasar, Jerome Powell menekankan bahwa The Fed tidak akan mengambil tindakan tergesa-gesa. “Kami akan tetap bersikap hati-hati dan berbasis pada data. Kami tidak akan merespons gejolak pasar secara reaktif, tetapi akan memastikan setiap keputusan kami mencerminkan stabilitas jangka panjang ekonomi AS,” jelas Ketua The Fed.

Federal Reserve akan terus mengevaluasi data ekonomi yang masuk, termasuk tingkat inflasi dan indikator pertumbuhan, sebelum menentukan arah kebijakan suku bunga berikutnya. Pertemuan dewan berikutnya dijadwalkan pada bulan Juni 2025. (*)