Serahkan Puluhan Bibit Tanaman Toga, UTM tingkatkan Kesehatan Masyarakat

BANGKALAN – Prodi Psikologi FISIB UTM mengadakan program Intervensi Komunitas (Interkom) dalam meningkatkan kesehatan Masyarakat. Acara yang digelar selama tiga bulan itu dipusatkan di Dusun Bandung Timur, Desa Keleyan.

Alex Andre Setiawan selaku ketua pelaksana program Interkom Prodi Psikologi FISIB UTM mengatakan, program tersebut dimulai sejak bulan September hingga Oktober. ”Program ini kami mulai dengan forum group Discussion (FGD) kemudian sosialisasi hingga kolaborasi mahasiswa psikologi dan warga Desa Keleyan Dusun Bandung Timur, serta monev di tiap pekan,” ujarnya.

Menurut dia, setelah melewati serangkaian tahapan, peserta program Interkom membeli bibit tanaman obat keluarga (TOGA). Setelah itu melakukan perawatan selama tiga bulan kemudian menyerahkan TOGA kepada warga Dusun Bandung Timur. ”Penyerahan bibit TOGA secara simbolis dilaksanakan tanggal 30 November,” ujarnya.

Dia menjelaskan, toga merupakan tanaman yang memiliki khasiat obat. Toga juga bisa ditanam di pekarangan atau lahan rumah yang kosong. Tujuan penanaman toga adalah memenuhi kebutuhan keluarga akan obat tradisional yang dapat dibuat secara mandiri tentunya sesuai dengan petunjuk cara pembuatan dan sesuai dengan manfaat TOGA.

“Toga juga dapat ditanam dalam pot. Jika memiliki lahan yang cukup luas dan ditanami TOGA, memungkinkan hasil panen dapat dijual untuk menambah pendapatam warga,” ujarnya.

Laki-laki yang akrab disapa Alex itu menuturkan, terdapat 84 bibit TOGA yang dibagikan kepada warga. Jenisnya terdiri atas rosella, kumis kucing, binahong, mint, dan penicilin. ”Puluhan toga tersebut kemudian dibagikan kepada warga di enam RT,” tuturnya.
Alex menyampaikan, berdasarkan hasil wawancara dengan warga, penyakit yang biasaya sering dialami warga adalah gigi berlubang, batuk, flu, serta tekanan darah rendah. Dengan adanya TOGA ini, diharapkan menjadi salah satu alternatif pengobatan dari berbagai macam keluhan yang dialami warga.

”Dengan menanam TOGA, tanaman obat keluarga terlestarikan dari ancaman kepunahan. Tanaman obat tradisional tersebut telah menjadi bagian dari budaya masyarakat dalam menjaga kesehatan, meningkatkan stamina, dan mengatasi penyakit sejak zaman dulu hingga sekarang. Juga untuk mengurangi penggunaan obat berbahan kimia,” ujarnya.