PATI – Jalur Pantura Juwana-Batangan mengalami kemacetan parah sejak Minggu (26/6) malam hingga pagi kemarin.
Ahmad, warga Dukuh Sampang Desa Tondomulyo mengungkapkan kemacetan parah terjadi selepas pukul 18.00, dan terjadi pukul 07.00.
Macet itu mengakibatkan beberapa pengendara lewat jalur alternatif. Karena jalur alternatif tidak didesain untuk kendaraan berat dan banyak dalam waktu hampir bersamaan, mengakibatkan jalur itu rusak parah.
Ekor kemacetan dari arah barat hingga masuk ke Jalan Lingkar Pati. Begitu juga sebaliknya, dari arah timur ekor kemacetan hingga ke Kaliori, Rembang.
Dampak dari kemacetan di jalur Pantura itu, tak sedikit kendaraan yang memilih jalur alternatif Jakenan dan Jaken. Hal itu berimbas pada kepadatan di jalur alternatif tersebut.
”Jam berangkat dan pulang kerja biasanya padat dan macetnya parah. Ya karena ada penutupan jembatan Juwana sisi utara. Perbaikan jalan di Batangan. Jalan alternatif padat. Khususnya di tiap pertigaan itu selalu padat bikin macet karena kendaraan menyeberang,” paparnya.
Kemacetan di jalur utama menuju wilayah Rembang dan Jawa Timur itu memicu kerusakan jalan alternatif Jakenan.
Sekretaris Desa (Sekdes) Glonggong Kecamatan Jakenan, Sumarni mengatakan, jalan yang melintasi desanya itu merupakan jalan milik kabupaten. Katanya, jalan alternatif itu sudah diperbaiki pada Senin (20/6) lalu. Namun kini kondisinya kembali rusak parah.
“Kemarin sempat diperbaiki. Sekitar 300-an meter. Oleh pemerintah kabupaten. Ini kembali rusak,” jelas Sumarni.
Sumarni menjelaskan kerusakan jalan disebabkan karena cuaca hujan, hingga dilintasi kendaraan berat. Apalagi pekan ini kembali terjadi kemacetan di Pantura Pati. Terlihat sejumlah kendaraan berat melintasi jalan alternatif tersebut. Seperti truk hingga bus antar kota antar provinsi.
“Kerusakan jalan ini pertama karena hujan. Tadi banjir, terus kendaraan bukan kelasnya jadi masalah. Biasanya ramai pagi dan sore,” jelas dia.
Terpisah Pejabat Fungsional Teknik Jalan Jembatan Ahli Muda pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Hasto Utomo membenarkan ada pemeliharaan jalan alternatif di Desa Glonggong arah Jakenan. Rencananya juga ada perbaikan rigid beton di jalan arah Kecamatan Winong.
“Kemarin ada pemeliharaan di pertigaan Glonggong arah Jakenan. Ada juga nanti rehabilitasi jalan konstruksi rigid beton di dekat gereja ke selatan, anggaran Rp 200 juta,” jelas Hasto.
Sedangkan yang Jaken-Jakenan kemarin sudah selesai Rp 1,5 miliar dapat 1,2 kilometer. Lebih lanjut Hasto mengungkapkan Pemkab juga tengah memperbaiki jalan alternatif lainnya di Kecamatan Gabus.
“Pati-Gabus penanganan rigid beton 1 kilometer, aspal hotmix 1,7 kilometer, total 2,7 kilometer,” pungkas Hasto.