
JAKARTA | brigadepasopati.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan optimisme Pemerintah terhadap perekonomian Indonesia pada acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025, Kamis (2/1) di Jakarta. Dalam pidatonya, Menkeu menyoroti capaian APBN 2024 yang berhasil mendukung stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di tengah tantangan global.
“Penerimaan negara di semester dua mulai pulih setelah tekanan besar di awal tahun, dan belanja Pemerintah mampu memitigasi dampak ekonomi, terutama melalui dukungan untuk Pemilu, pembangunan IKN, dan penanganan El Nino,” jelasnya. Selain itu, Menkeu juga mengatakan bahwa defisit APBN juga berhasil ditekan di bawah proyeksi awal. Hal ini mencerminkan pengelolaan fiskal yang sehat.
Menkeu menekankan pentingnya sinergi antar-lembaga, termasuk Bank Indonesia, OJK, dan LPS, untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dalam kesempatan itu, Menkeu juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo yang telah memantau langsung penutupan APBN 2024 beberapa hari lalu, yang menegaskan komitmen terhadap transparansi keuangan negara.
Pemerintah mendukung pengembangan pasar modal dengan menyempurnakan regulasi sektor keuangan, implementasi pajak karbon, dan pemberian insentif untuk sektor properti, otomotif, serta UMKM. “Kami juga memberikan stimulus seperti diskon listrik 50 persen untuk pelanggan kecil dan pembebasan pajak UMKM dengan omzet di bawah Rp500 juta per tahun,” ungkap Menkeu.
Menkeu mengajak seluruh pihak menjaga semangat positif di awal tahun. Menurutnya, Indonesia adalah negara kaya. Dengan sinergi dan tekad bersama, bangsa Indonesia akan mampu mengelola kekayaan negara untuk kesejahteraan seluruh rakyat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan, “Pembukaan perdagangan bursa 2025 dimana selaras dengan kinerja perekonomian Nasional berbagai indikator kinerja pasar modal Indonesia tahun 2024 menunjukkan pertumbuhannya cukup baik IHSG Tahun 2024 pada tanggal 30 Desember ditutup di level 79,91 yang walaupun turun 2,6% dari tahun lalu namun di atas level terendah 6.726,92 pada Juni 2024 rentang besar sebesar 1.200 poin antara tingkat tertinggi dan terendah indeks di tahun 2024 merefleksikan volatilitas yang luar biasa”. Pasar modal global sebagai dampak perekonomian nilai kapitalisasi pasar mencapai 12,3.000 triliun atau tumbuh 6% yang apabila dibandingkan dengan ekonomi Nasional mencapai 56% dari PDB dari aktivitas penghimpunan dana di pasar modal telah tercatat 1999 penawaran umum dengan total nilai penghimpunan dana 259,24 triliun termasuk 43 emiten baru dengan nilai ipo 16,68 triliun dan pups senilai 41,77 triliun pada bursa karbon hingga 27 Desember 2004 tercatat volume transaksi 98.000 ton CO2 dengan total nilai transaksi akumulasi 50,64 miliar jumlah single investor edition mencapai 14,8 juta atau meningkat 22,21%.”
“Namun demikian kita juga melihat masih banyak ruang perbaikan yang harus dilakukan indeks energi 45 yang berisi saham-saham perusahaan terbesar dan paling likuid serta biasanya menjadi rujukan investasi van manajer global dan domestik justru melemah 15,6% kontribusi pasar saham terhadap PDB walaupun tumbuh masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140% Thailand 101% atau Malaysia 97% hal tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar diperlukan perbuatan ekosistem pasar modal kita sehingga meningkat aspek integritas pasar yang menjadi landasan utama dan sekalian kinerja yang positif merupakan model penting bagi kita mendukung target pertumbuhan ekonomi Nasional untuk itu pada tahun 2025”, ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar (*)