160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Pakar UNAIR Soroti Efektivitas Dan Cadangan Devisa Pada BI Yang Melakukan Intervensi Di Pasar Valas

750 x 100 AD PLACEMENT

SURABAYA | brigadepasopati.com – Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang tertekan oleh dinamika global, Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah intervensi di pasar valuta asing. Langkah ini menimbulkan diskusi luas terkait efektivitas intervensi, ketahanan cadangan devisa nasional, hingga pentingnya transparansi kebijakan moneter.

Pakar Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (UNAIR) Prof. Dr. Tika Widiastuti, SE., M.Sc. mengungkapkan bahwa intervensi BI ini merupakan respons atas tekanan eksternal yang semakin kuat. “Penguatan dolar AS didorong oleh ekspektasi bahwa suku bunga The Fed akan tetap tinggi. Ditambah lagi, ketegangan geopolitik global meningkatkan ketidakpastian pasar,” jelas Prof. Tika, pada Senin (14/4/2025).

Dalam situasi tersebut, arus modal asing cenderung keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, menurut Prof. Tika, intervensi diperlukan untuk menstabilkan nilai tukar dan menjaga kepercayaan pasar.

Terkait efektivitas intervensi dibandingkan dengan instrumen lain seperti kenaikan suku bunga, Prof. Tika menilai bahwa masing-masing memiliki keunggulan dalam konteks yang berbeda. Intervensi di pasar valuta asing dinilai efektif untuk meredam gejolak jangka pendek, terutama saat tekanan eksternal tiba-tiba meningkat. Sementara itu, penyesuaian suku bunga lebih berdampak dalam jangka panjang, meski berisiko menekan aktivitas ekonomi. “Karena itu, keduanya perlu dikombinasikan secara hati-hati,” papar Pakar Ekonomi UNAIR.

750 x 100 AD PLACEMENT

Menjawab kekhawatiran publik soal ketahanan cadangan devisa, Prof. Tika menyebut bahwa posisi cadangan devisa Indonesia yang tercatat sekitar USD 140 miliar per Maret 2025 masih cukup kuat. “Namun, BI tetap harus berhati-hati agar tidak terlalu agresif menggunakan cadangan tersebut. Penggunaan cadangan harus selektif agar ketahanan eksternal tidak terganggu,” terang Prof. Tika.

Sebagai alternatif selain intervensi langsung, Pakar Ekonomi itu menyarankan agar Bank Indonesia mengembangkan instrumen lain seperti Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), kerja sama swap bilateral, serta pemberian insentif untuk mendorong arus valas dari ekspor dan remitansi. Menurutnya, langkah-langkah tersebut dapat menjadi pelengkap dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Prof. Tika menegaskan bahwa menjaga stabilitas makro ekonomi membutuhkan kebijakan yang adaptif, seimbang, dan berkelanjutan di tengah ketidakpastian global. (*)

750 x 100 AD PLACEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kamu mungkin juga suka
930 x 180 AD PLACEMENT