

SIDOARJO | brigadepasopati.com – Inovasi teknologi kembali lahir dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Kali ini, giliran UKM Kerupuk Ikan Payus Tambak Cemandi, Sidoarjo, yang merasakan manfaatnya. Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2025, tim Dosen dan Mahasiswa UNESA menghadirkan mesin pemotong dan pengukus semi-otomatis guna meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas kerupuk ikan khas pesisir ini.
Selama ini, proses produksi kerupuk masih dilakukan secara manual, mulai dari pengukusan adonan menggunakan peralatan sederhana hingga pemotongan dengan pisau dapur. Cara konvensional tersebut membuat kapasitas produksi terbatas, hasil irisan tidak seragam, dan kualitas produk kurang konsisten. “Dengan mesin ini, proses pemotongan menjadi lebih cepat dan seragam, sementara sistem pengukus modern memungkinkan pengendalian suhu yang stabil sehingga kematangan adonan lebih merata,” jelas Dhita Ayu Permata Sari, S.Pd., M.Pd., Ketua Tim pengabdian dari UNESA, pada Rabu (12/11/2025).
Program ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dengan total pendanaan sebesar Rp 43.750.000. Dalam pelaksanaan kegiatan, Dhita Ayu Permata Sari, S.Pd., M.Pd. berperan sebagai Ketua sekaligus Koordinator Program. Anggota pelaksana terdiri dari Any Sutiadiningsih, S.Pd., M.Pd. dari Prodi Tata Boga yang bertanggung jawab dalam bidang pemasaran dan pelatihan pengemasan produk, serta Hanna Zakiyya, S.T., M.T. dari Prodi Teknik Mesin yang berperan dalam perancangan desain mekanik mesin dan pendampingan proses manufaktur di lapangan.
Tim ini juga melibatkan Mahasiswa, Abyan Hafizh Cahyo dan Nugraha Prasetya Derajat dari Prodi Teknik Mesin UNESA yang turut membantu dalam survei awal di lokasi mitra, proses desain, pembuatan, dan perakitan alat, pelatihan manajemen produksi dan pemasaran, serta dokumentasi kegiatan pengabdian.
Rangkaian kegiatan pengabdian dimulai dengan survey kebutuhan mitra dan observasi proses produksi kerupuk secara langsung di UKM Tambak Cemandi. Tahap berikutnya adalah perancangan dan pembuatan mesin pemotong serta pengukus semi-otomatis di bengkel Teknik Mesin UNESA. “Setelah prototipe selesai diuji coba, tim melaksanakan pelatihan penggunaan dan perawatan mesin kepada pelaku UKM,” ungkap Hanna Zakiyya. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan digital marketing, desain kemasan modern, dan manajemen produksi efisien agar produk kerupuk ikan memiliki daya saing lebih tinggi.
Selain itu, tim juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja mesin di lapangan serta mendampingi mitra dalam penerapan strategi pemasaran berbasis online marketplace. “Melalui kegiatan ini, UKM mampu meningkatkan kapasitas produksi, menjaga konsistensi kualitas produk, serta memperluas jangkauan pasar,” ujar Any Sutiadiningsih.

Program ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam mendukung ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di wilayah pesisir. “Harapan kami, UKM kerupuk ikan di Tambak Cemandi dapat menjadi role model pengolahan hasil perikanan berbasis teknologi tepat guna, sekaligus membuka jalan bagi kemandirian ekonomi masyarakat pesisir,” pungkas Dhita Ayu.
Tim pelaksana menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) atas dukungan pendanaan dan pendampingan dalam pelaksanaan program ini. Dengan langkah inovatif ini, kerupuk ikan Sidoarjo siap naik kelas, dari jajanan tradisionaa menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar regional hingga nasional. (aa)