
SURABAYA | brigadepasopati.com — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk membahas rencana program mitigasi bencana alam. Turut hadir Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang bersama The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) guna membahas rencana pilot project riset alat kebencanaan, pada Senin (14/7/2025).
Kepala Pusat Penelitian (Puslit) Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) ITS Hepi Hapsari Handayani ST., M.Sc., Ph.D. menuturkan bahwa program pilot project ini berfokus pada mitigasi dan pengurangan risiko bencana di Jawa Timur. “Nantinya, kami (Puslit MKPI ITS, red) akan bekerja sama dengan BPBD Jawa Timur dan AOTS dalam riset alat-alat kebencanaan,” jelas Kepala Puslit MKPI ITS.
Lebih lanjut, Hepi menambahkan bahwa alat-alat kebencanaan tersebut nantinya diproyeksikan untuk dapat mengatasi bencana yang umum terjadi di Jawa Timur, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan bencana lainnya. Alat hasil kolaborasi riset ini rencananya dilengkapi dengan teknologi penginderaan cerdas dan sistem peringatan dini guna memperingatkan warga Jawa Timur untuk bersiap ketika akan terjadi bencana alam.
Dosen Departemen Teknik Geomatika ITS ini turut menyampaikan, sinergi berbagai pihak dibutuhkan agar hasil dari penelitian ini dapat membuahkan kebermanfaatan bagi masyarakat luas. “Kolaborasi antara Pemerintah selaku pemegang kebijakan dengan kampus dan masyarakat dibutuhkan untuk kelancaran program ini,” ungkap Hepi.
Dalam hal ini, imbuh Hepi, metode pendekatan kepada masyarakat cukup penting agar dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan mengurangi kesalahpahaman. Sebagai Kepala Puslit MKPI ITS menambahkan, edukasi mengenai risiko bencana alam dapat meningkatkan efektivitas program upaya mitigasi bencana. “Harapannya penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teknologi guna mengurangi dampak bencana alam,” tegas Hepi.
Program kerja sama bertajuk Improving Intelligent Sensing Capabilities to Build Resilience in East Java ini turut memberikan kontribusi signifikan dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11 terkait kota dan permukiman berkelanjutan. Selain itu, kerja sama yang dijalin dalam kegiatan ini menjadi perwujudan SDGs poin ke-17, yakni kemitraan untuk mencapai tujuan. (*)