
SIDOARJO | brigadepasopati.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur, pada Senin (21/4/2025) melakukan kunjungan ke BAZNAS yang ada di Jawa Timur dan salah satu daerah yang di kunjunginya adalah Sidoarjo. Rombongan BAZNAS Kutai Timur berjumlah 4 orang dengan di pimpin oleh Kepala Pelaksana Lukman Affandi, S.H.I., M.H. bersama dengan BAZNAS Sidoarjo mengunjungi kediaman sekaligus tempat usaha H. Zaini pengusaha Kripik Gadung di Desa Wilayut RT 14 RW 04 Sukodono, Sidoarjo, sekitar pukul 12.30 WIB.
Lukman Affandi, S.H.I., M.H. menyampaikan maksud dan tujuan BAZNAS Kutai Timur berkunjung yaitu untuk mengetahui, bagaimana BAZNAS Sidoarjo berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi dalam hal ini adalah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dalam melakukan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dan Dr. Noor Fatimah Mediawati, S.H., M.H. selaku Kabid Pusat Studi menerangkan bahwa UMSIDA menunjuk kepada Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis (PSEB) UMSIDA untuk melakukan pendampingan dan pelatihan ke UMKM. “Di bawah Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis (PSEB) UMKM di latih dan di dampingi agar menjadi UMKM yang berdaya dan naik kelas. Hal ini sesuai dengan program kerja yang telah ada, “ ungkap Noor Fatimah.
Sedangkan Sekretaris PSEB UMSIDA, Nihlatul Qudus Sukma Nirwana, SE., MM., CRP. menerangkan bahwa PSEB berkolaborasi dengan BAZNAS Sidoarjo untuk bersama-sama melakukan pelatihan dan pendampingan kepada 30 UMKM Sidoarjo serta memberikan modal kerja dan juga alat usaha. “Pelatihan dan pendampingan kita lakukan setiap minggu. Sebelum memberikan modal kerja, kami terlebih dahulu menanyakan kepada UMKM kebutuhan apa saja yang dibutuhkan apakah terkait legalitas usaha, marketing, kemasan, laporan keuangan dan lainnya,” kata Nihlatul Qudus.
Lebih lanjut disampaikan oleh Dr. Supardi, SE., MM., CRM. anggota PSEB bahwa, ”Terlebih dahulu kita lakukan survei untuk menentukan UMKM nya baru kemudian kita lakukan pembinaan. Untuk modal kerja juga kita tanyakan satu persatu butuh apa mereka dan sebagai bukti H. Zaini ini telah mendapatkan alat pres plastik, sudah ber Nomor Induk Berusaha (NIB), dan kemasannya yang dulu hanya biasa sekarang sudah di design dengan bagus,” paparnya.
Sedangkan H. Zaini menyampaikan merasa terbantu dengan adanya pelatihan, pendampingan, dan pemberian modal kerja tersebut. “Saya bersyukur, selain kripik saya yang harga seribuan masuk ke warung sekarang kripik saya sudah masuk ke café dengan harga sepuluh ribuan dengan kemasan baru,” ungkap H. Zaini.
Rombongan BAZNAS Kutai Timur merasa senang atas penjelasan H. Zaini karena di Kutai Timur, Gadung dibuang dan tidak dapat diolah, akan tetapi ternyata oleh UMKM di Sidoarjo dapat diolah dan dijadikan kripik sebagai sebuah usaha yang mempunyai nilai tambah.
H. Zaini juga menyampaikan bahwa Gadung adalah tanaman musiman. Saat ini sedang tidak musim sehingga sulit untuk mendapatkannya karena tanaman Gadung di panen pada musim kemarau. Selain itu H. Zaini mengatakan, “Gadung itu unik, proses pengolahannya juga membutuhkan waktu.” Lebih lanjut disampaikan bahwa pada saat pengolahan perlu air yang bersih dan berulang kali sehingga tidak membuat keracunan bagi yang mengkonsumsi. Pembuatan kripik Gadung ini juga diperlukan panas matahari, karena jika panasnya kurang maka hasilnya tidak maksimal. “Dan kripik ini tidak dapat dikeringkan dengan menggunakan alat pengering, harus menggunakan sinar matahari,” papar H. Zaini.
Diskusi antara UMKM, PSEB dengan rombongan BAZNAS berlangsung hampir 1 jam. Rombongan BAZNAS Kutai Timur merasa senang dan termotivasi karena telah mendapat banyak ilmu terkait kolaborasi antara BAZNAS Sidoarjo dengan PSEB UMSIDA, serta cara pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh PSEB UMSIDA kepada UMKM. Dan juga cara pengolahan serta pemasaran kripik Gadung oleh UMKM. Dari berbagai pemaparan Lukman Affandi merasa termotivasi dalam pemberdayaan UMKM tersebut. “Kami akan belajar dari Sidoarjo,” tegasnya. (aa)